Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Utara
secara definitf terbentuk pada tanggal 02 Januari 2007. Luas wilayah Kabupaten
Konawe Utara yaitu 500.339 Ha atau 13.38% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi
Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk perairan
Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe ) ±11.960 Km2 atau 10,87 % dari
luas perairan Sulawesi Tenggara. Secara geografis
Konawe Utara Kabupaten terletak di jasirah tenggara pulau Sulawesi (Celebes Land) dengan posisi dari arah utara ke selatan dan batas batas titik koordinat dalah 03°58’59,18” S dan 121°53’26,63”E; 03° 46’35,97”S dan 122°22,34,97”E, 02°59’28,44”S dan 121° 40’55,53”E, 02° 58’54,46”S dan122° 22’34,96”E Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang “Pembentukan Kabupaten Konawe
Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara” maka Kabupaten Konawe Utara
mempunyai batas-batas wilayah dibagi dalam 10 (sepuluh) kecamatan.
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan
potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah wilayah, terlebih bagi daerah yang
memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata yang cukup
besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya, dan kehidupan
masyarakat (etnik). Pariwisata di Kabupaten
Konawe Utara merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memilki
prospek kedepan
yang cerah, tetapi hingga saat ini
pemerintah belum
memperlihatkan peranan yang sesuai dengan harapan dalam proses pembangunan pariwisata.
Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian dan kajian
ilmiah untuk mengetahui potensi wisata
alam secara efektif dan efisien guna menjaga kelestariannya. Terutama untuk
daerah Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa yang kita ketahui daerah tersebut
masih banyak kawasan wisata
alam yang belum digali dan dikembangkan secara
informatif untuk para wisatawan. Melalui optimalisasi data potensi ekologi, fisik perairan dan sosial
budaya ekonomi masyarakat dalam bentuk wisata bahari yang berbasis konservarsi
dan demi mendukung pencapaian
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Video Terumbu Karang Pantai Tanjung Taipa
Perencanaan
dan pengelolaan wilayah pesisir secara sektoral berkaitan dengan satu macam
pemanfaatan untuk memenuhi tujuan tertentu. Hal ini dapat menimbulkan konflik
kepentingan antar sektor
dalam pembangunan pada wilayah pesisir dan lautan. Oleh karena itu, diperlukan
pengeloalaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu (PWLT). Sasaran utama
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan yaitu diperolehnya manfaat maksimal
dengan keutuhan wilayah tetap dipertahankan.
Pantai Panggulawu
Berdasarkan UU No. 03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Desa Dalam Wilayah Kabupaten Konawe Utara Desa Pudonggala Utama terletak di Kecamatan Sawa seluas 3.200 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah
Utara :
berbatasan
dengan Desa Matanggonawe
- Sebelah
Timur : berbatasan
dengan Desa Kokapi
- Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Desa Wawoluri
- Sebelah
Barat :
berbatasan
dengan Laut Banda
Secara geografis posisi koordinat Pantai Panggulawu berada pada 03°45’56.78
LS dan 122°26’44.36 BT. Desa Pudonggala Utama semula merupakan bagian
dari Wilayah Desa Kokapi Kecamatan Sawa, dengan
dibentuknya Desa Pudonggala Utama maka wilayah Desa Kokapi dikurangi dengan
wilayah Desa Pudonggala Utama dengan
Jumlah
penduduk Desa Pudonggala Utama adalah 385
Jiwa dan 409.57 kepadatan/km2
dan jarak antara
desa dan pantai berkisar 328.24 meter dari jalan poros. Berdasarkan hasil analisis citra satelit diketahui
luasan Terumbu karang di Pantai Panggulawu seluas 89.4 ha dengan beragam jenis bentuk tumbuh
karang (lifeForm). Hal ini merupakan
potensi besar yang dimiliki Pantai
Panggulawu dan dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata
di Kabupaten Konawe Utara.
Pantai Taipa
Pantai Taipa terletak di Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe
Utara, bagian Timur Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jarak tempuh transportasi
±65 kilometer sebelah Utara Kota Kendari. Posisi koordinat Pantai Taipa
berada pada 03°43’44.98 LS dan 122°23’31.72 BT. Adapun batas-batas wilayah Desa
Taipa sebagai berikut:
- Sebelah
Utara : berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah
Timur :
berbatasan dengan Laut Banda
- Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Kecamatan
Sawa
- Sebelah
Barat : berbatasan dengan Kecamatan
Lasolo
Pantai
Taipa merupakan suatu objek wisata yang terletak di kabupaten konawe utara
(sulawesi tenggara). dimana pantai ini memliki daya tarik tersendiri dengan
panjang pasir putih dan gelombang perairan dangkal yang bagus bagi peselancar
profesional dan hamparan terumbu karang yang seluas 1.7 Ha. dan keberadaan goa
yang melengkapi indahnya obyek wisata pantai taipa. Adapun letaknya yang mudah
di tempuh dengan jalur darat dan laut
memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata Pantai
Taipa.
Istrahat buat persiapan penelitian di Pantai Panggulawu & Pantai Tanjung Taipa
Mengingat
potensi Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa yang sangat besar,
maka diperlukan perhatian dari pemerintah yang lebih serius untuk pengelolaan
kawasan sehingga dapat meningkatkan pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Utara dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.
Persiapan alat-alat Oceanografi untuk pengukuran sifat fisik air laut
Selama
ini, pengelolaan kawasan masih menjadi tanggung jawab masyarakat sepenuhnya, sehingga itu diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan demi menjaga kelestarian lingkungan dengan pengawasan dari
pemerintah. Selain itu, diperlukan adanya penelitian lebih lanjut terhadap
persepsi masyarakat di sekitar Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa tentang pengelolaan kawasan
yang diharapkan sebagai pendukung dalam pengembangan kegiatan wisata bahari di Pantai
Panggulawu dan
Pantai Taipa.
Alat penyelaman
Beberapa parameter kualitas air laut di Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa masih belum memenuhi baku
mutu kualitas air laut untuk kegiatan wisata. Hal ini dipengaruhi oleh sungai
yang menjadi tempat pembuangan
limbah rumah tangga (anorganik) penduduk
untuk Desa Pudonggala Utama dan sebaran sampah organik dan anorganik
di pinggir Pantai Taipa. Oleh karena itu, untuk mencegah hal itu maka diperlukan
upaya pengolahan sampah.
Sunrise pantai tanjung taipa
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang MSY (Maximum Sustainable Yield ) sumberdaya
perikanan di Pantai Panggulawu dan
Pantai Taipa. Hal ini dapat mendukung kegiatan wisata di Pantai
Panggulawu sebagai alternatif kegiatan wisata memancing (minawisata), penjualan ikan segar, dan
warung makan laut (sea food).
Refraktometer & Water Analysis
Perlu suatu perencanaan Masterplan Pariwisata dan Minawisata
untuk pembangunan infrastruktur wisata agar dapat menciptakan keteraturan
bangunan dan juga dapat memuaskan pengunjung yang ada disekitar wilayah Pantai
Panggulawu dan Pantai Taipa.
Global Possitioning System (GPS)
Salah satu potensi alam yang menjadi daya tarik pariwisata adalah adanya ekosistem terumbu karang. Terumbu karang adalah endapan dari kalsium karbonat
yang terutama dihasilkan oleh karang (filum cnidaria,klas anthozoa, ordo
Madreporaria/Scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan
organisme-organisme
lain yang mengeluarkan kalsium karbonat (Nybekken, 1992). Organisme yang dapat
mengeluarkan kalsium karbonat misalnya jenis molusca, krustasea, ekhinodermata,
polikhaeta, porifera, dan tunicate serta biota lain yang hidup bebas di
perairan sekitarnya termasuk jenis-jenis plankton dan ikan.
Jenis Heliofungia actiniformis
Lingkungan terumbu
karang terdapat
dua jenis kelompok karang,
yaitu hermatipik dan ahermapitik. Karang hermapitik dapat menghasilkan terumbu tetapi di temukan di seluruh
dunia. Perbedaan yang mencolok antara kedua karang ini adalah terdapat sel-sel
tumbuhan yang bersimbiosis dengan karang hermatipik
tidak. Siumbiosis karang dapat hidup berkoloni atau sendiri, koloni karang
tumbuh dengan polip-polip yang bertunas menjadi polip baru secara aseksual.
Koloni baru dibentuk melalui menetapnya seksual (Nybakken, 1992).
Menurut lokasinya, tipe terumbu karang dapat dikategorikan
menjadi 4 kelompok yaitu:
1) Terumbu
karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang terletak di pantai,
pada kedalaman sekitar 40 meter. Terumbu karang ini tumbuh ke atas dank e arah
laut. Pertumbuhan terbaik biasanya terdapat di bagian yang cukup arus,
sedangkan antara pantai dan tepi luar terumbu, karang batu cenderung mempunyai
pertumbuhan yang kurang baik bahkan banyak yang mati karena sering mengalami
kekeringan dan banyaknya endapan yang dating dari darat. Tipe ini umum dijumpai
di Indonesia.
2) Terumbu
karang penghalang (barier reef), yaitu terumbu karang yang terletak di berbagai
jarak kejauhan pantai dan dipisahkan oleh dasar laut yang terlalu dalam untuk
pertumbuhan karang batu (40-75 meter). Terumbu karang penghalang berakar pada
kedalaman yang melebihi kedalaman maksimum dimana karang batu pembentuk terumbu
dapat hidup. Umumnya terumbu karang penghalang memanjang menyusuri pantai dan
biasanya hidup melingkar.
3) Terumbu
karang cincin (atoll), merupakan terumbu karang yang melingkari suatu laguna.
Kedalaman rata-rata goba atau laguna di dalam atoll sekitar 45 meter. Karang
penghalang dan karang cincin merupakan tipe karang di Indonesia timur.
4) Terumbu
karang takat (patch reef/ platform reef)
Tipe
terumbu karang tepi dan terumbu karang takat lebih sering dijumpai di wilayah
indonesiabagian barat, salah sarunya di bagian utara pulau jawa.
Ekosistem
terumbu karang juga dapat dibedakan atas tiga macam bentuk permukaan dasar,
yaitu (Rachmawati, 2001):
1) Mendatar
(reef flat)
Dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air
lautdan gelombang sehingga habitat yang hidup disini memiliki kondisi
lingkungan yang bervariasi.
2) Miring
(reef slope), dibedakan lagi menjadi
dua lereng:
-
Lereng terumbu depan (fore reef slope), lebih
dalam kea rah laut lepas.
-
Lereng terumbu belakang (goba).
3) Dalam
(lagoon floor) atau teras dasar (submarine terrace).
Permukaan dasar yang dalam biasanya
merupakan tempat akumulasi sedimen.Kerusakan terumbu karang dapat disebabkan
oleh proses alami (fisik dan biologis)
maupun akibat aktivitas manusia (proses antopogenik). Berdasarkan penelitian
supriharyono (2000), di perairan pantai sekitar jepara (jawa tengah) ada
kecenderungan bahwa penurunan jumlah persentase karang hidup juga diikuti
dengan penurunan jumlah jenis karangnya. Segara umum, kerusakan terumbu karang
juga dapat disebabkan oleh sedimentasi yang tinggi berasal dari sungai-sungai
di sekitarnya (Supriharyono, 2000). Selain itu, pengambilan karang untuk bahan
bangunan atau akuarium, penangkapan ikan yang berlebihan atau dengan alat dan
bahan yang merusak, maupun pencemaran perairan (limbah kimia, limbah kemasan,
dan bahan pencemar lainnya), akibat aktivitas penyelaman, peletakan jangkar di
atas terumbu, dan pengambilan biota untuk cinderamata.
Jenis Diploastrea heliopora
Potensi sumberdaya
alam yang dimiliki
Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa
juga perlu dipertimbangkan, mengingat
kegiatan wisata yang
ada dapat berkelanjutan sehingga perlu diidentifikasi lebih dalam
prospek pengembangannya. Prospek
pengembangan ini nantinya
akan diteliti dan dikaji dengan
tiga aspek pendekatan yaitu aspek ekologi, aspek fisik perairan, dan aspek
sosial-budaya-ekonomi masyarakat. Aspek
ekologi digunakan untuk mengetahui lokasi wisata snorkling, aspek fisik
perairan digunakan untuk mengetahui zonasi renang pengunjung, dan aspek sosial-budaya-ekonomi untuk mengetahui
potensi masyarakat yang perlu dijadikan sebagai daya tarik pengunjung, sehingga
kegiatan-kegiatan wisata di Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa dapat dikembangkan
dan ditingkatkan atau dipertahankan.
Jenis Mussa angulosa
Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa sudah tentu selain
memberikan manfaat baik secara pencitraan dan finansial bagi kehidupan
masyarakat juga dapat memberikan peluang kepada masyarakat sekitar pesisir
untuk memperoleh akses kemanfaatan dengan cara turut berpartisipasi dalam hal
produk wisata. Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa sebagai produk wisata, yang
dalam hal ini bidang kebudayaan memiliki potensi (a) daya tarik daerah yang
dapat ditawarkan, (b) pengadaan fasilitas pariwisata daerah milik publik, yang
mencakup akomodasi, usaha makanan, hiburan dan rekreasi, (c) kemudahan mencapai
tujuan wisata dari wilayah lain di luar daerah.
Jenis Lobophyllia corymbosa
Dengan demikian, kegiatan mengenai data base ekologi, oceanografi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat bagi
pengembangan kewisatabaharian Pantai Panggulawu Desa Pudonggala Utama Kecamatan Sawa
dan Pantai Taipa Desa Taipa Kecamatan
Lembo Kabupaten Konawe Utara perlu dilakukan demi perkembangan
wisata bahari menuju masyarakat yang sejahtera dan terciptanya keseimbangan ekologi
perairan.
Jenis Favia rotundata
Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait
berupa obyek wisata
sendiri yang dapat
dijual dengan sarana dan
prasarana yang mendukungnya yang
terkait dalam industri pariwisata. Usaha
mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai
faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan
suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur pokok yang
harus ada dalam suatu daerah
tujuan wisata, yang
meliputi obyek dan
daya tarik wisata, prasarana
wisata, tata laksana,
atau infrastruktur serta kondisi dari masyarakat atau
lingkungan.
Acropora Formoza
Pengembangan pariwisata harus dapat menjamin keutuhan dan
kelestarian ekosistem. Menurut menteri kebudayaan dan pariwisata, tiga prinsip
dasar pengembangan ekowisata meliputi prinsip konversi, berarti mampu
memelihara, melindungi, dan atau berkontribusi
untuk memperbaiki sumberdaya alam. Prinsip partisipasi masyarakat didasarkan
atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat, serta peka dan menghormati
nilai-nilai sosial-budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat
dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya secara berimbang antara
kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Selain itu juga
sebaiknya dilandasi dengan prinsip edukasi (mengandung semua unsur pendidikan
untuk mengubah perilaku seseorang menjasi memiliki kepedulian, tanggung jawab
dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya) serta prinsip wisata (memberikan
kepuasan kepada pengunjung).
Anemon
Penataan kawasan ekowisata yang memperhatikan
prinsip konservasi ditujukan untuk memperhatikan prinsip konservasi ditujukan
untuk mempertahankan keseimbangan alam. Menurut Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia (2007) dalam undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007, tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
Pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk
fungsi budidaya.
Penyelam I
Upaya
pengembangan pariwisata yang
dilihat dari kebijaksanaan dalam
pengembangan wisata alam,
dari segi ekonomi
pariwista alam akan dapat
menciptakan lapangan pekerjaan.
Memang pariwisata alam membutuhkan investasi
yang relatif lebih
besar untuk pembangunan
sarana dan prasarananya. Untuk
itu diperlukan evaluasi yang teliti
terhadap kegiatan pariwisata alam
tersebut. Banyak pendapat
yang menyatakan bahwa
pariwisata alam yang berbentuk ekoturisme belum berhasil
berperan sebagai alat konservasi alam maupun untuk mengembangkan
perekonomian. Salah satu
penyebabnya adalah sulitnya mendapatkan dana
pengembangan kegiatannya. Pengelolaan
kawasan wisata alam banyak
menggunakan dana dari
pendapatan pariwisata dari
pengunjung sebagai mekanisme pengembalian
biaya pengelolaan dan pelestarian kegiatan pariwisata alam belum tercapai
secara optimal.
Penyelam II
Alternatif strategi pengolahan yang tepat untuk
pengembangan wisata bahari di Pantai Panggulawu dan Pantai Taipa terdiri dari tiga prioritas
yaitu : pertama, memanfaatkan potensi sumberdaya, atraksi wisata, obyek wisata arkeologi (kuburan lasamana, goa kelelawar,
goa tengkorak) dan aksesibilitas kawasan untuk menarik pengunjung untuk
melalui promosi; kedua, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui
penyuluhan dan pembekalan keterampilan sebagai penunjang dalam pariwisata; dan tiga meningkatkan pengawasan
dan penegakan peraturan dalam pengolahan kawasan dan menjaga kelestarian alam.
Catatan:
video & foto-foto tersebut di atas merupakan hasil penelitian kami,, dan kami mohon maaf apabila video & foto di atas hanya sebagian saja yg kami upload,, di Pantai Tanjung Taipa & Pantai Panggulawu banyak terdapat jenis karang dan biota yg kami temukan tetapi sebagian telah terjadi kerusakan yg diakibatkan oleh masyarakat di sekitar wilayah itu, mereka masih sering melakukan perusakan dengan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti pemboman dan penggunaan alat tangkap trowl,, maka dari itu di pantai tersebut perlu dilakukan rehabilitasi ekosistem untuk menjaga keutuhan dan kelimpahan organisme demi menjaga kestabilan lingkungan dan keberlanjutan hidup generasi kita dimasa yg akan datang. Demikian, Terimaksih atas kunjungannya. Wassalam........
By. Arta
Kerren mas. Belum banyak yang tau pantai taipa sama panggulawu. Ijin share ya.
BalasHapusIya silahkan untuk kemajuan daerah..terakasih
BalasHapus